'Pendeta memaksa kami berenang telanjang dan dia menyentuh kami'

Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel
HPK taruh disini

Pemerintah Cile kini sedang menyelidiki lebih dari 30 anggota Gereja Katolik Roma atas tuduhan keterlibatan dalam melakukan pelecehan seksual atau upaya menutup-nutupinya.
Penyelidikan terhadap uskup, pendeta dan pengurus gereja ini berlangsung menyusul kemunculan laporan dari lebih 260 orang yang mengaku korban, 67% di antara mereka masih anak-anak.
Kepala Gereja Katolik di Cile, Kardinal Ricardo Ezzati, terseret ke tengah pusaran skandal dengan tuduhan menutup-nutupi kasus dugaan pelecehan seksual.
Awal tahun ini, sebanyak 34 uskup dari Cile dipanggil ke Roma bersamaan dengan pernyataan Paus Fransiskus yang mengecam "budaya pelecehan dan menutup-nutupi".
Setelah mengemukakan pernyataan tersebut, Paus menerima pengunduran diri sebanyak lima uskup.
Wartawan BBC News Mundo,Constanza Hola, berbincang dengan dua mantan pelajar seminari yang mengklaim mengalami pelecehan. Hola juga berbicara dengan salah seorang uskup yang mengundurkan diri, Gonzalo Duarte, mantan kepala seminari kepausan di Valparaiso, Cile bagian tengah.

Mauricio Pulgar

Mauricio Pulgar merupakan anggota kaum muda Katolik atau mudika pada 1993. Di masa itu, dia diundang menghadiri acara perenungan di sebuah kota kecil di Cile bagian tengah di bawah pengawasan Romo M.
Suatu malam, sang romo menyuruh mereka berenang telanjang di kolam renang.
"Saya dan seorang teman menolak, namun Romo M memaksa kami. Dia berkata jika kami tidak melakukannya berarti kami punya masalah seksual," ujarnya kepada BBC Mundo.
"Romo M masuk ke kolam dan menyentuh kami. Menurutnya, itu bagus untuk membangun kepercayaan dan percaya diri."

Dua bulan kemudian, Mauricio mulai menekuni studi untuk menjadi pendeta. Di seminari, dia mengaku juga mengalami pelecehan.
"Mereka memeluk saya dari belakang ... Jika saya menolak, mereka marah."
"Saya dirisak jika saya tidak mengizinkan mereka mencium saya."
Dia mengenang kejadian traumatik lainnya dengan Romo H, yang dia bantu di kota tetangga.
"Dia bertanya mengapa saya tidak mau 'diinisiasi'. Saya tidak paham apa maksudnya. Dia mengatakan heteroseksualitas tidak ada dan bahwa kita semua gay dan harus mencoba semuanya."
Uskup Gonzalo Duarte mengatakan dia sudah pernah mendengar bahwa Romo H "punya masalah homoseksualitas, namun laporan itu datang dari keuskupan lain yang bukan di bawah pengawasan saya," ujarnya kepada BBC sebelum mengundurkan diri, Juni lalu.


"Romo H pernah meminta saya menginap di rumahnya," kata Mauricio. "Dia memberikan saya minuman dan saya mulai merasa mual. Dia bilang ke saya: 'Berbaringlah di ranjang saya, istirahatlah'."
"Saya pingsan dan terjaga oleh suara erangan. Dia sedang melecehkan saya. Saya mencoba mengangkat tangan dan kaki saya, tapi tidak bisa. Saya akhirnya bisa mengangkat satu tangan, tapi dia menangkapnya dan..."
Tangis Mauricio pecah.
"Dia lalu membuka laci penuh uang dan berkata bahwa saya telah menjadi bagian dari lingkarannya. Saya bilang saya tidak mau berada di dalam lingkarannya dan pergi."
Mauricio akhinya meninggalkan seminari, tapi dia memerlukan 20 tahun untuk membuka pengalamannya.
Pada 2013, dia mengajukan pengaduan ke pihak gereja.
"Memang ada investigasi, tapi kejahatannya tidak pernah ditemukan," kata Uskup Duarte, yang meyakini homoseksual adalah "dosa serius" tapi bukanlah kejahatan selama orang dewasa ikut terlibat.

Sebastián del Río

Sebastián del Río sudah tahu cita-citanya adalah menjadi pendeta sejak usia 12 tahun. Pada 1999 dia masuk seminari setelah lulus dari sekolah menengah atas.
Dekan seminari tersebut adalah Romo M, orang yang dituduh memaksa Mauricio berenang telanjang enam tahun sebelumnya.
Menurut Sebastián, Romo M menjadi terobsesi dengannya.
"Dia biasa datang ke kamar saya untuk basa-basi. Saya mulai membuka pintu ketika dia datang, saya takut."
Suatu ketika dia melaporkan Romo M kepada uskup yang bertanggung jawab atas seminari tersebut. Oleh sang uskup, Sebastian diberitahu bahwa Romo M punya "masalah emosional".
"Saya bertanya apa maksudnya dan dia memberitahu bahwa Romo M telah jatuh cinta kepada saya."
Sang uskup mendorong Sebastián menghadapi Romo M.
"Saya pikir dia akan membantah semuanya, tapi dia mulai menangis. Dia bilang kepada saya bahwa dia tidak pernah bermaksud melukai saya."
Romo M akhirnya dipindahtugaskan. Namun, itu bukanlah akhir dari pengalaman buruknya, kata Sebastián.


Dia ingat kejadian lain. Sesaat setelah selesai belajar dia menuju kamar Uskup Duarte untuk berbincang mengenai penasbihannya.
"Kami sedang berbincang dan tiba-tiba dia setengah telanjang dan meminta saya membalurkan minyak antiperadangan di punggungnya. Itu sangat memalukan."
Uskup Duarte menepis telah melakukan kesalahan.
"Itu trik kotor," kata Duarte. Menurutnya, asistennya telah memintanya untuk menerima Sebastián karena hari itu "dia menangis".
Sebelum kejadian di kamar, kenang Duarte, dia telah memimpin sebuah prosesi yang panjang dan selagi di kamar dia meminta Sebastián membalurkan minyak ke punggungnya yang lelah selagi dia mendengarkan Sebastián.
"Itu saja!" cetus Duarte.
Akan tetapi, Sebastián menuduhnya turut campur dalam kariernya sehingga dia tidak pernah ditahbiskan.
Pada 2010, Sebastián melayangkan laporan resmi (yang dilihat BBC) berisi tuduhan terhadap Romo M dan Uskup Duarte. Akan tetapi, Sebastián tidak pernah menerima jawaban.
Uskup Duarte mengklaim dirinya tidak pernah menerima laporan itu.
BBC sudah menghubungi romo yang disebut dalam artikel ini, tapi tidak mendapat jawaban. Romo H kini bermukim di sebuah rumah tetirah, sedangkan Romo M masih aktif menjadi pendeta.
Daniel Pizarro berkontribusi pada laporan ini.



baca sumber
Kode Iklan 300x250
close
== [ Close ]==