Justice For Audrey Jadi Sorotan Dunia, Siswi SMP Disiksa Hingga Alat Vital Memar, Bikin Artis Iba

Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel
HPK taruh disini


Justice For Audrey Jadi Sorotan Dunia, Siswi SMP Disiksa Hingga Alat Vital Memar, Bikin Awkarin Iba
Selebiriti Instagram (Selebgram) Karin Novilda atau yang dikenal Awkarin berencana akan pergi ke Pontianak.
Untuk mengunjungi siswi SMP yang dikeroyok 12 siswi SMA di Pontianak yang saat ini sedang viral dibicarakan dan juga viral di media sosial.
Di akun instagram pribadi milik @Awkarin, ia membuat insta story yang menuliskan "Doakan ya kalau diberikan kesempatan dan waktu, aku akan ke Pontianak. Memperjuangkan hak Audrey dan hak kemanusiaan".
Tulisan di insta story yang di buat dengan latar merah ini menandakan bahwa ia pun merasa marah akan keadaan yang menimpa siswi tersebut.
Sebelumnya ia juga membuat insta story #JusticeforAudrey, dari insta storynya itu ia juga merespon dan post beberapa komen dari para netizen.
Satu di antara follower-nya mengomentari dan mengatakan "secepatnya kak katanya mereka mau diselesaikan dengan cara damai ka, soalnya orangtua pelaku klo ga salah calon pejabat.
"Mau orangtuanya siapa kek. Gak bener kalau orangtuanya membenarkan anaknya berlaku seperti itu. Jabatan ga dibawa mati. Cara parenting orang tua yang akan turun temurun ke anak dan cucu. Kalau emang damai bener-bener secara damai dari kedua belah pihak gapapa deh. Tapi kalau damai yang dipaksa karena diancam. Saya tidak setuju,"respon Karin atas komentar netizen.
Selanjutnya ia juga mengomentari komen "Jangan ada damai Karin, please w muak banget sama anak SMA itu, Masya Allah".
"Gak gitu juga. Mereka masih anak-anak masih labil,masih belum tau harus apa . Yang di pikirkan hanya senang-senang. Saya dulu juga pernah jadi amak bocah yang bodoh. Yang mereka butuhkan adalah penyuluhan dan bimbingan," Respon Karin mengenai komentar Netizen yang di post nya di insta story.
Kasus yang viral berawal dari Masalah Asmara dan Celotehan di Facebook hingga mnedapatkan banyak respon dari berbagai pihak dan kalangan masyarakat ini menuai banyak komentar
Hingga muncul hastaq dan penandatangan petisi #JusticeforAudrey.
Siswi SMP yang baru berusia 14 tahun itu kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat luka yang dideritanya.
Kasus pengeroyokan siswi SMP ini pun telah ditangani pihak kepolisian dan terus dikembangkan dalam proses penyelidikannya.
Audrey Siswi SMP di Pontianak Alami Pelecehan Seks Hingga Memar Dibagian Vital, Dipukul 12 Siswi SMA
Siswi SMP Pontianak, Au (14) menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah menjadi korban penganiayaan 12 siswi SMA.
Bukan perawatan biasa, Au juga menjalani serangkaian rontgen untuk pemeriksaan tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan dari pengeroyokan tersebut.
Korban diduga dikeroyok 12 Siswi SMA karena persoalan komentar di media sosial.
Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapatkan KPPAD, target pelaku bukanlah korban tapi kakak sepupu korban.
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini.
Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," katanya kepada Tribun.
Kejadian pengeroyokan terhadap korban terjadi pada Jumat (29/3/2019).
Saat itu, korban dijemput pelaku sore hari oleh pelaku.
Pelaku yang merupakan oknum siswi pelajar SMA ini juga meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu, hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.
Setelah bertemu kakak sepupunya, yang jemput tadi ini ternyata tak sendiri.
Ada empat tersangka menggiring AU dan PO ke tempat sepi di Jalan Sulawesi.
Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial DE.
“Tiga teman DE melakukan kekerasan terhadap AU, dengan melakukan pem-bully-an, penjambakan rambut, penyiraman air, hingga membenturkan kepala korban ke aspal, dan menginjak perut AU,” terang Tumbur.
Setidaknya, ada tiga oknum siswi yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban AU.
Namun di lokasi kejadian setidaknya terdapat sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi korban juga dianiaya di Taman Akcaya hingga kedua korban ditinggalkan begitu saja oleh para oknum siswi SMA gabungan ini.
Tumbur Manalu menuturkan, berdasarkan keterangan dari para pelaku, target mereka bukanlah korban namun PO, kakak sepupu korban.
"Korban ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan di aspal," tambah Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak.
Bahkan, kata Eka, ada pengakuan bahwa perbuatan pelaku juga terjadi pada bagian vital korban.
"Menurut pengakuan korban pelaku utama itu ada tiga, yang mana melakukan berinisial NE, TP, dan NZ. Ini semua anak SMA yang berada di Kota Pontianak," jelasnya.
Eka menjelaskan, akibat perlakuan brutal dari para pelajar yang berasal dari berbagai sekolah itu, korban mengalami muntah kuning.
Tak hanya di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya Pontianak.
Setelah melakukan penganiayaan, para pelaku kemudian melontarkan ancaman ke korban.
"Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi," timpal Tumbur Manalu.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor. Namun setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan, proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan," tambahnya.
Kasus penganiayaan yang dilakukan 12 siswa dari tiga sekolah berbeda ini sudah ditangani Polresta Pontianak.
Saat di konfirmasi, Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari kasus tersebut dari Polsek Selatan.
"Penanganan dari PPA akan terus berlanjut, kita baru mendapatkan limpahan berkas dari Polsek Selatan,"ucap Inayatun saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
PPA Polresta Pontianak, akan memanggil orangtua korban untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kita akan lakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap kasus ini," katanya.



baca sumber
Kode Iklan 300x250
close
== [ Close ]==